Wednesday, June 12, 2013

Rahasia Berkelimpahan Hukum Tarik Menarik

Selamat Datang di website media kalbar "Jujur dan dapat dipercaya"


"Hukum tarik menarik adalah segala sesuatu yang datang ke dalam hidup anda ditarik oleh anda ke dalam hidup anda. Dan segala sesuatu itu tertarik ke anda oleh citra-citra yang anda pelihara dalam benak pikiran, oleh apa yang anda pikirkan. Apa pun yang berlangsung dalam benak, anda menariknya ke diri anda".

Rahasia hukum Tarik Menarik ini dibeberkan dalam buku The Secret (Rahasia) yang ditulis oleh Rhonda Byrne. Hukum Tarik Menarik ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan, jadi ketika anda memikirkan suatu pikiran, anda juga menarik pikiran-pikiran serupa ke diri anda. Berikut ini adalah contoh yang mungkin pernah anda alami dari hukum tarik-menarik dalam hidup anda. Pernahkah anda memulai memikirkan sesuatu yang tidak terlalu anda sukai dan semakin anda memikirkannya, tampaknya semakin memburuk? Ini disebabkan karena ketika anda memikirkan sebuah pikiran, hukum tarik-menarik segera mendatangkan lebih banyak pikiran yang serupa kepada anda. Dalam hitungan menit, anda sudah mendapatkan begitu banyak pikiran tidak menyenangkan yang serupa dan membuat situasi tampak memburuk. Semakin anda memikirkannya, semakin kesallah anda.
Anda mungkin kenal dengan Jack Canfield, seorang penulis best seller Chicken Soup For The Soul. Buku tulisan Jack ini sudah laku jutaan eksemplar dan terjemahannya banyak dijual di toko-toko buku di Indonesia. Jack Canfield sudah membuktikan menggunakan hukum tarik menarik ini.



Berikut penuturannya sebagaimana ditulis dalam buku The Secret.

Bagi saya, rahasia ini sungguh mengubah hidup saya karena saya dibesarkan bersama seorang ayah yang sangat negatif, yang berpikir bahwa orang kaya adalah orang yang memiskinkan setiap orang, dan bahwa setiap orang yang mempunyai uang pastilah telah menipu seseorang lainnya. Jadi, saya dibesarkan dengan banyak kepercayaan tentang uang. Jika anda memiliki uang, uang akan membuat anda menjadi orang yang buruk; hanya orang jahat yang mempunyai uang; dan uang tidak tumbuh di pohon. Jadi saya tumbuh menjadi orang yang sungguh percaya bahwa hidup ini sulit.

Baru ketika saya bertemu W.Clement Stone-lah saya mulai mengubah hidup saya. Ketika saya masih bekerja dengan Stone, ia berkata, "Saya ingin kamu menetapkan sebuah tujuan yang sangat besar yang jika tercapai akan membuat kamu takjub, dan kamu akan tahu bahwa itu hanya disebabkan oleh apa yang telah saya ajarkan padamu bahwa kamu akan bisa mencapai tujuan ini." Pada saat itu saya berpenghasilan sekitar delapan ribu dolar setahun, jadi saya berkata, "Saya ingin berpenghasilan seratus ribu dolar setahun" Saya tidak tahu bagaimana saya melakukannya. Saya tidak melihat adanya strategi atau kemungkinan, saya hanya berkata, "Saya akan mengumumkannya, saya akan memercayainya, saya akan bersikap seakan-akan ini memang benar, lalu melepaskanya (melupakannya)" Jadi saya melakukannya.

Satu hal yang ia ajarkan pada saya adalah setiap hari memejamkan mata dan memvisualkan seakan-akan tujuan itu sudah tercapai. Saya sungguh-sungguh membuat cek seratus ribu dolar dan memasangnya di langit-langit. Jadi, begitu bangun pagi, saya memandang ke atas dan melihatnya, dan itu akan mengingatkan saya pada niat saya. Kemudian saya memejamkan mata dan memvisualisasikan memiliki gaya hidup orang berpenghasilan seratus ribu dolar setahun. Yang menarik, tidak ada peristiwa besar yang terjadi selama sekitar tiga puluh hari. Saya tidak mendapatkan ide-ide cemerlang, tidak ada juga orang yang menawarkan lebih baik banyak uang kepada saya.

Sekitar empat minggu sesudahnya, saya mendapatkan ide bernilai seratus ribu dolar. Ide itu muncul tiba-tiba dalam benak saya. Saya telah menulis sebuah buku, dan saya berkata, "Jika saya dapat menjual empat ratus ribu buku dengan harga 25 sen per buku, itu akan menjadi seratus ribu dolar" Buku-buku itu sudah ada di sana, tetapi saya tidak pernah berpikir seperti ini. Saya tidak tahu bagaimana saya akan menjual empat ratus ribu buku. Kemudian saya melihat koran National Enquirer di pasar swalayan. Saya telah melihatnya jutaan kali, dan koran itu melompat ke latar depan. Saya berpikir, "Jika pembaca mengetahui tentang buku saya, pasti empat ratus ribu orang akan membelinya"

Sekitar enam minggu kemudian, saya berbicara di Hunter College di New York kepada enam ratus guru, lalu seorang perempuan mendekati saya dan berkata, "Itu tadi pidato yang bagus. Saya ingin mewawancarai anda. Ini kartu nama saya" Ternyata ia adalah penulis lepas yang menjual ceritanya ke National Enquirer. Tema dari "The Twilight Zone" muncul di kepala saya, wah... ini sungguh-sungguh ampuh. Artikel itu muncul dan penjualan buku kami mulai mencuat.

Yang ingin saya kemukakan di sini adalah saya telah menarik semua peristiwa ini ke dalam hidup saya, termasuk orang ini. Untuk menyingkat cerita, saya tidak menghasilkan seratus ribu dolar pada tahun itu. Kami menghasilkan sembilan puluh dua ribu tiga ratus dua puluh tujuh dolar. Tetapi apakah anda pikir kami menjadi sedih dan berkata, "Ini tidak mempan" Tidak, kami berkata, "Ini menakjubkan!" Jadi istri saya berkata, "Jika ampuh untuk seratus ribu dolar, menurutmu juga akan ampuh untuk satu juta?" Dan saya berkata,"Saya tidak tahu, saya kira bisa. Mari kita coba". Singkat cerita, ternyata ia berhasil mengumpulkan satu juta dolar!

Menurut Rhonda Byrne, sang penulis buku The Secret (Rahasia) ini, Hukum Tarik Menarik ini sebenarnya sudah dipraktekkan oleh orang-orang besar seperti Plato, Shakespeare, Newton, Hugo, Beethoven, Lincoln, Emerson, Edison dan Einstein. Mereka adalah orang-orang yang sudah mengetahui rahasia ini.

Bagi kita sebenarnya ini bukanlah ajaran baru. Islam telah mengajarkan sebagaimana hadist qudsi yang diriwayatkan Muslim sebagai berikut:

"Aku (Allah) sesuai prasangka hamba-Ku pada-Ku dan Aku (Allah) bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku".

Hadits ini bisa diterjemahkan, "kita adalah apa yang kita pikirkan". Dan inilah yang selalu dikatakan oleh orang-orang Barat.

Orang-orang yang miskin biasanya juga pikirannya dipenuhi mental kekurangan. Mental miskin menyebabkan orang tidak mau berbuat banyak. Mengeluh, mengeluh dan mengeluh saja!. Orang bermental miskin merasa cepat lelah dan putus asa menghadapi kehidupan ini. Hal ini disebabkan karena apa pun yang tidak sesuai dengan keinginan, membuat dirinya kecewa. Dalam keyakinannya, apa yang akan dilakukan tidak akan memberikan hasil sesuai keinginan. "Kerja keras hanya sia-sia!", begitu kira-kira yang selalu ada dalam pikirannya. Sikap pesimis mendominasi pikiran. Mereka berpikir bahwa sukses atau kaya adalah sebuah keberuntungan. Mereka lupa bahwa kekayaan dan kesuksesan dapat diraih oleh siapapun dari latar belakang apa apa pun.

Tidak benar jika cara untuk meraih ‘pohon uang' itu sangat rahasia dan tidak dapat dipelajari semua orang. Tidak benar jika ‘pohon uang' itu hanya untuk orang - orang pilihan. Sama halnya dengan kebahagiaan, uang juga timbul dari dalam diri sendiri. Uang hanyalah perwujudan lahiriah dari fokus batiniah dan pemikiran - pemikiran yang diarahkan kepada target spesifik, sehingga kaya itu sebenarnya bermula dari pikiran. Oleh karena itu kita harus mulai kaya dalam pikiran sebelum benar - benar kaya secara materi. Sikap dan keyakinan ini harus ditanamkan sejak dini, sehingga seluruh langkah kita akan mengarah pada pencapaian keyakinan tersebut.

Keyakinan itu adanya dalam hati, seperti bahasa komputer (software). Dalam bahasa komputer polanya selalu :

IF (JIKA) .... THAT (MAKA) ...... Bila begini...... maka .....

Keyakinan juga demikian, mengikuti pola (rumus) yang kita buat sendiri. Bila polanya salah, hasilnya juga salah. Bila kita yakin gagal..... maka kita malas berbuat dan kita akan benar-benar gagal!. Bila kita merasa sudah tidak akan kaya, maka kita akan malas berpikir dan malas bekerja sehingga kita akan benar - benar miskin. Keyakinan bawah sadar kita mengatakan bahwa bekerja sekuat dan secerdas apapun toh hasilnya tetap miskin. Kita merasa semua adalah takdir dan kita akan berhenti bekerja!. Kita juga tidak berpikir panjang terhadap uang kita. Punya uang berapapun, habis untuk urusan perut dan kesenangan semu lainnya. Maka yang terjadi, akan miskin beneran! Begitu seterusnya. Pola itu berlanjut terus pada orang-orang bermental miskin.

Nah, untuk mengubah pikiran dan keyakinan negatif, kita harus fokus pada kata-kata positif. Kita harus mulai dengan memilih kata - kata dan susunan kata-kata yang benar. Ini artinya kita harus mengubah kalimatnya, misalnya :

• Ketika kita sedang bingung. Sebaiknya tidak mengatakan bingung, tetapi katakanlah, "Saya masih butuh informasi tentang hal itu". Dengan mengatakan seperti itu, otak akan berpikir bagaimana mencari informasi tambahan, bukan mengeluh karena bingung.

• Ketika bisnis bangkrut sebaiknya mengatakan, "Bisnis saya sedang butuh perhatian dan kerja keras". Ini artinya, kita akan berusaha mencari solusi untuk mengatasi masalah kebangkrutan, bukan menyesali kondisi yang ada karena semakiin terpuruk.

• Gaji tidak naik, sebaiknya tidak mengatakan, "Bila gaji tidak naik, saya tidak perlu kerja keras lagi". Kalimat seperti itu akan menjadikan kita semakin terpuruk karena semangat kerja menurun. Bandingkan bila diubah, "Kalau gaji tidak naik, saya harus bekerja lebih baik lagi, lebih berprestasi dan mudah -mudahan perusahaan meningkat dan gaji naik. Kalau tidak naik juga, perusahaan lain akan menawarkan kerja dengan fasilitas & gaji lebih menarik, karena mereka tahu kinerja baik saya".

• Uang kita sedikit, sebaiknya mengatakan, "Alhamdulillah saya sudah punya uang dan semakin bertambah banyak". Dengan mengatakan seperti itu, otak akan berpikir mencari alternatif sumber penghasilan lainnya. Bandingkan bila kita mengatakan, "Uang saya hanya sedikit, walau saya sudah bekerja keras". Mental jadi drop (turun) dan kita akan berhenti berpikir.

Itulah sedikit uraian tentang kuatnya pikiran memengaruhi hidup kita. Dan sesungguhnya baik-buruknya hidup kita dimasa depan adalah merupakan hasil rangkaian pikiran kita masa lalu dan saat ini. Jadi, bagaimana dengan kita?

No comments:

Post a Comment